Saturday, December 25, 2010

INDONESIA-MALAYSIAN

WORKSHOP

ON COOPERATION AND ENTREPRENEURSHIP

Senin, 05 Desember 2010

By : Dyah Arie Purwanti

( Pendidikan sosiologi 2010, UNY )

Pandangan mengenai globalisasi dan tingkat kemajuan suatu Negara dalam asumsi meningkatkan taraf kesejahteraan dan menekan kemiskinan dilihat dari seorang entrepreneur merupakan latar belakang seminar ini diselenggarakan antara koperasi mahasiswa UNS ( Universitas Sebelas Maret ) yang berada di Solo dengan CeDi ( Co-operative and Entrepeneurship Development Institusion ), Universitas Utara Malaysia dan dihadiri delegasi koperasi mahasiswa dari beberapa universitas ( UGM, UNY, UPI Bandung, Padjajaran, dll) serta koperasi-koperasi masyarakat lainnya.

Seminar yang dibuka oleh Bapak Totok Sarsito - perwakilan dari rektor yang pada hari tersebut rektor UNS berhalangan hadir- pukul 09.10 WIB ini banyak mendapatkan applause dari para peserta Workshop. Selain membuka acara tersebut, beliau juga memberikan sambutan yang membahas mengenai persentase entrepreneur di Indonesia. Beliu mengatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan maju apabila presentase entrepreneur dalam suatu negara mencapai standart minimal yaitu 5 %, sedangkan Indonesia saat ini presentase entrepreneur masih 0,18 %. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih sangat jauh dari angka standart minimal. Beliau berharapkan dengan terselenggaranya workshop tersebur dapat merubah paradigma masyarakat, kususnya mahasiswa untuk dapat meningkatkan entrepreneur. Tak kalah menariknya sambutan Bapak Agus Rahman, S.E. – selaku perwakilan dari Kementrian Koperasi dan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah )- yang menyampaikan mengenai kebijakan-kebijakan yang telah dan sedang dilakukan kementrian untuk meningkatkan taraf kesejahteraan salah satunya disampaikan mengenai UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dan empat aspek yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah attitude (ditekankan pada mental ), leadership, management, skill.

Workshop ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama ada tiga pembicara yaitu Ir. Edi Triharyanto, Prof. Madia Addul Aziz Latif , Ir. Soeharto, dan dimoderatori oleh Yulius Slamet, Msc. Phd.

Tahap kedua ada dua pembicara yaitu Dr. M. Azlan Yahya dari Universitas Utara Malaysia dan Ir. Setyo Wisnu Broto.

Kesempatan pertama oleh Bapak Azlan – panggilan akrab beliau- untuk menyampaikan materi mengenai NURTURING AND PROMOTING ENTREPRENEURSHIP IN UNIVERSITAS : THE CASE OOF UNIVERSITAS UTARA MALAYSIA . Materi ini menjelaskan mengenai Cedi, mulai dari main objective of entrepreneur sampai conclusions yang mendapat teguran dari moderator karena penyampaiannya melebihi alokasi waktu yang diberikan, namun hal itu tak jadi masalah karena peserta workshop dapat memahami Cedi secara keseluruhan dan jelas sesuai dengan apa yang telah dipaparkan oleh beliau. Dalam penyampaian materi tersebut beliau juga mengutip kata bijak dari Dato’ Sri Najib Tun Abdul Razak – Perdana Menteri Malaysia - “ Higher Learning System must be continuosly reviewed and improve to produce future workforce…….This will generate graduates who have excellence and talent in aspects of strategi ang creative thingking, leadership ang entrepreneurial skill that will ensure success.”

Pembicara kedua mengenai Strategi Bersaing di Bisnis Global disampaikan oleh Bapak Wisnu – panggilan akrab beliau- menurut saya apa yang disampaikan beliau memang singkat namun sangat bermakna, karena improvenya tidak terlalu panjang lebar dan mengena. Beliau langsung pada kendala mutlak yang kerap dihadapi para pengusaha yaitu teknologi, produk, harga yang relative sama. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan tiga cara, pertama AR ( Analisa n Result ), kedua BH ( Brave Heart ),dan biasanya beliau plesetkan sesuai bahasa jawa, BH kepanjangan dari Bonek Bin Darwis ( Bondo Nekat Bin Modar yo Uwis ), sedangkan yang ketiga adalah KL ( kearifan local ) artinya ada pada diri yang tidak dimiliki oleh orang lain, semacam inovasi namun tetap diterima oleh masyarakat tenrtunya dengan tetap memperhatikan AR.

Setelah itu beliau memberikan contoh dua orang success, yang pertama Toni Fernades dengan menggunakan AR,BH, KL, saat itu muncul penawaran harga tiket yang dapat ditekan hingga 50 % dari harga tiket normal ( Air Asia ). Sehingga orang-orang lebih memilih menggunakan pesawat untuk perjalanan, dengan pertimbangan yang tentunya lebih memuaskan menggunakan jasa pesawat, dilihat dari segi waktu, kenyamanan, dan harga yang relative sama dengan transportasi lain. Kedua, Sandiaga S. Uno pemilik tambang terbesar di Indonesia dan memiliki beberapa group seperti Sanatoga dll yang asetnya saat ini mencapai 40 trilliun dalam waktu 9 bulan. Ketika itu Sandi berpikir bahwa harga bahan bakar mulai naik, sehingga batu bara akan laris dikemudian hari, sebagai bahan alternative pengganti minyak bumi.

Beliau sempat bercerita sedikit mengenai kunjungan obama ke Indonesia, jadi ketika Obama - Presiden AS- memberi kuliah di UI ( Universitas Indonesia ), Presiden AS tersebut mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para mahasiswa UI. Keadaan tersebut membuat SBY - Presiden RI- merasa iri dan akhirnya saat ini SBY tidak mau disebut Susilo Bambang Yodoyono namun cukup disebut : “O….Bambang !!!” ( guyonan Bapak Wisnu sebelum kembali ke tempat duduknya, yang disambut banyak senyuman dan applause dari para peserta workshop )