Sunday, March 20, 2011

A ) Definisi Perubahan Sosial

Perubahan adalah keadaan yang tidak sama dengan keadaan awal.

Menurut beberapa ahli definisi perubahan sosial sebagai berikut :

ü Kingsley Davis : perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

ü MacIver : perubahan-perubahn dalam hubungan sosial ( social relationships ) atau perubahan terhadap keseimbangan ( equilibrium ) hubungan sosial.

ü Gillin dan Gillin : suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

ü Samuel Koenig : perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern.

ü Selo Soemardjan : perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

B ) Sumber-Sumber Perubahan Sosial Budaya

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya bersumber dari intern dan ekstern :

1 ) Sumber Intern

Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri antara lain sebagai berikut :

a ) Perubahan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk juga merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu. Bertambahnya penduduk pada suatu daerah, dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat, terutama mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Sementara pada daerah yang lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi. Ditinjau dari sudut pertambahan penduduk misalnya transmigrasi, jika berjalan secara ideal dengan memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, dan keamanan, mungkin akan terjadi akan terjadi perubahan yang positif. Artinya dengan adanya pendatang baru yang terampil dan siap bekerja di tempat yang baru, maka besar kemungkinan justru tidak hanya sekedar menguntungkan bagi pihak transmigran belaka, melainkan juga dapat berpengaruh terhadap penduduk asli untuk ikut serta pula bekerja dengan pola yang menguntungkan sama dengan penduduk pendatang. Kehidupan masyarakatpun akan berubah karena percampuran antara berbagai pola perilaku sosial dan kebudayaan, begitu juga ekonomi, politik dan keamanan.

Sementara itu, perubahan sosial yang disebabkan oleh berkurangnya penduduk, mengakibatkan kekosongan pada daerah pemukiman yang lama. Jika tempat tersebut sebelumnya tandus, tidak cocok untuk lahan pertanian kemungkinan selanjutnya dibangun fasilitas pasar atau peralihan pada bidang industrti, maka terjadi perubahan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti pola pekerjaan, sistem perekonomian, kebudayaan dan seterusnya. Roucek dan Waren menggambarkan perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya penduduk heterogen. Dikatakan bahwa masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang etnik yang berbeda yang bercampur dengan bebas dan mendifusi adat, pengetahuan teknologi dan ideologi, biasanya mengalami kadar perubahan yang pesat. Konflik budaya, mores, dan ideologi selalu menghasilkan ketidaksesuaian dan juga keresahan sosial, dan memudahkan terjadinya perubahan sosial.

b ) Penemuan-Penemuan Baru

Inovasi atau innovation adalah suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention.

Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu. Invention adalah discovery yang sudah diakui dan diterima serta diterapkan dalam masyarakat.

Apabila ditelaah lebih lanjut perihal penemuan-penemuan baru, terlihat ada beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat. Bagi individu pendorong tersebut antara lain:

1. Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya,

2. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan,

3. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Di antara orang-orang tersebut banyak yang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang wajar. Orang lain mungkin tidak puas dengan keadaan, tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjadi pencipta-pencipta baru. Keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi kualitas suatu karya merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan-kemungkinan ciptaan baru. Seringkali bagi mereka yang telah menemukan hal-hal yang baru diberikan hadiah atau tanda jasa atas jerih payahnya. Ini juga merupakan pendorong bagi mereka untuk lebih bergiat lagi. Perlu diketahui bahwa penemuan dalam kebudayaan rohaniah dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan. Khusus penemuan-penemuan baru dalam kebudayaan jasmaniah atau kebendaan menunjukan adanya berbagai macam pengaruh dalam masyarakat.

Pertama-tama, pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas pada suatu bidang tertentu saja, tetapi ia sering kali meluas ke bidang-bidang lainnya, misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan ,agama, pemerintahan, rekreasi, dan seterusnya. Penemuan baru seperti radio akan memancarkan pengaruhnya ke berbagia arah dan menyebabakan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan dan adat istiadat.

Kemungkinan lain adalah perubahan-perubahan yang menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, yang kemudian memperdalam perbedaan antara negara-negar besar ( super power ) dengan negara-negara kecil. Ditemukannya bom atom pada metode perang dunia II telah mengubah metode perang yang terbatas menjadi tidak terbatas. Beberapa jenis penemuan baru dapat pula mengakibatkan satu jenis perubahan ( misalnya penemuan mobil, kereta api, rel kereta api, telepon, dan sebagainya menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburb ).

Disamping penemuan-penemuan baru di bidang unsur-unsur kebudayaan jasmaniah terdapat pula penemuan-penemuan baru di bidang unsur-unsur di bidang rohaniah misalnya ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan yang baru, sistem hukum yang baru, dan seterusnya. Penemuan-penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimcoff dinamakan social invention adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru, atau penciptaan adat istiadat baru, maupun suatu perilaku sosial yang baru. Akan tetapi, yang terpenting adalah akibatnya terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan, dan akibat lanjutnya pada bidang-bidang kehidupan lain. Misalnya, dengan dikenalnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20 melalui mereka yang pernah mengalami pendidikan barat, timbulah gerakan-gerakan yang mengiginkan kemerdekaan politik yang kemudian menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang baru dikenal, yaitu partai politik.

c ) Pertentangan ( Conflict ) Masyarakat

Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kepentingan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan. Pertentangan antarkelompok mungkin terjadi antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap kali terjadi, apalagi pada masyarakat yang sedang berkembangan dari tahap tradisional ke tahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudyaaan asing ( kebudayaan barat ) yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat, misalnya pergaulan yang lebih bebas antara wanita dengan pria, atau kedudukan mereka yang kian sederajat di dalam masyarakat dan lain-lainnya.

Menurut Roucek dan Warren, masyarakat yang heterogen itu biasanya ditandai kurang dekatnya hubungan antara orang satu orang atau kelompok lainnya, individu cenderung mencari jalannya sendiri-sendiri. Sementar sumber pemenuhan kebutuhan semakin terbatas, sehingga persaingan tidak dapat dihindari. Jika proses ini memuncak, maka pertentangan akan terjadi pada masyarakat yang bersangkutan. Pada saat masyarakat dalam keadaan konflik, dapat timbul kekecewaan dan keresahan sosial, maka pada saat itu pula individu-individu pada umumnya sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru. Misalnya masalah penganguran sebagai akibat kurang tersedianya lapangan pekerjaan, rendahnya pendidikan dan seterusnya.

d ) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi

Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.

Menurut Soerjono, syarat-syarat terjadi suatu revolusi adalah sebagai berikut :

a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.

b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok arang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.

c. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi gerakannya masyarakat.

d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan sesuatu ideology tersebut.

e. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat dimana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum ( pemilihan waktu yang tepat ) yang dipilih keliru maka, revolusi dapat gagal.

2 ) Sumber Ekstern

Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut :

a ) Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia

Terjadinya gempa bumi, topan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yanga baru tersebut.kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Bagi suatu masyarakat yang mula-mula hidup dari berburu, kemudian menetap di suatu daerah pertanian, perpindahan itu akan melahirkan perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tersebut, misalnya timbul lembaga kemasyarakatan baru pertanian.

Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-kadang ditimbulkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri. Misalnya penggunaan tanah secara sembrono tanpa memperhitungkan kelestarian humus tanah, penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali dan sebagainya.

b ) Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah. Contohnya, negara-negara yang kalah Perang Dunia Kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia Kedua seperti Jerman dan Jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam masyarakat.

c ) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lainnya itu.

Namun, apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi massa, ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari suatu pihak saja, yaitu dari masyarakat dari pengguna alat-alat komunikasi tersebut. Sementara itu, pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik. Apabila pengaruh dari masyarakat itu diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya disebut akulturasi.

Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu terjadi proses saling mempengaruhi. Kadangkala pertemuan dua kebudayaan yang seimbang akan saling menolak. Keadaan semacam itu dinamakan cultural animosity. Cultural animosity yang ada hingga kini adalah antara Surakarta dan Yogyakarta yang dapat dikembalikan pada 1755, kemudian perjanjian Salatiga pada 1757. Pertemuan kedua kebudayaan ini mula-mula diawalai denga pertentanga fisik yang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan dalam segi-segi kehidupan yang lainnya. Sampai sekarang corak pakaian kedua belah pihak tetap berbeda, demikian pula tari-tariannya, seni musik tradisional, gelar-gelar kebangsawanan dan seterusnya. Padahal mereka berasal dari sumber dan dasar yang sama, yauitu kebudayaan khusus ( sub-culture ) Jawa.

Apabila salah satu dari dua kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka terjadilah prosos imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahakan pada kebudayaan asli. Akan tetapi, lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya diubah dan diganti oleh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.